Jumat, 03 Desember 2010

Apa rasanya Eropa Ema?

Saturday, November 13, 2010 at 10:24am

12 november,, eh bukan, hari sudah bergulir menjadi 13 november. Jarum jam sudah bergerak, 00.10

Apakabar dirimu disana Ema? Negeri kincir angin, ditengah benua biru yang ingin kita jelajahi itu. Mimpimu, mimpi kita, kamu dulu yang mewujudkannya.. Ini surat pembuka untukmu di tanah jauh.

Apa yang ingin kau baca dari suratku ema? Kalau kau tanyakan rasa, rasa yang timbul setelah membaca suratmu itu sungguh luar biasa. Surat pertama kubaca dalam sinar malam. Melalui layar kecil sebuah telepon genggam. Aku sungguh merasa berada disana, membayangkan jari-jarimu mengetik kata-demi kata sampai menjadi aliran cerita seperti itu.

Kalimatnya tidak sebanyak surat berikutnya, namun rasanya kok ya seperti saya sudah berada disana.
Setiap ingat kamu, aku selalu ingin bertanya, apa rasanya Eropa? Apa rasa anginnya? Bagaimana udaranya? Apa rasanya bangun pagi pertama? Bagaimana kekagumanmu saat menemui banyak hal baru disana, dan lainnya, begitu banyak pertanyaan, begitu ingin mendengar ceritamu, hmm,, aku sungguh ingin mendengar itu semua J

Lalu belum sempat kubalas suratmu ema, dua hari kemudia datang lagi surat kedua. Kebetulan pagi itu aku sedang berada disebuah sekolah. (hari dimana aku melihat anonoh). Saat perasaan sedikit ambruk karena presentasi tidak berjalan lancar, suratmu kubaca.

Ah ah Ema, begitu deras kata-kata darimu mengalir. Aku jadi membayangkan lagi. Mungkin kepenatan dan tekanan atau entah apa namanya, yang pasti aku tau, adalah hal yang cukup gila untuk meluangkan waktu hanya untuk mengetik sepanjang itu, ditengah waktumu yang begitu sempit!

Tapi justru disitu kadang ide mengalir…jadi ingat semasa jadi mahasiswa, di majalah kita dulu, aku pernah dapat ide ditengah malam, dan menulis sampai jam 3 pagi. Sebelum akhirnya tertidur puas. Karena ide sudah tersalurkan.
Sekarang juga ini yang aku lakukan ema. Baru saja omelan datang, tugas menumpuk menjelang ‘hajatan’ besar, belum sempat aku meluruskan badan. Namun aku tekadkan untuk melakukan hal ini. Mungkin sama seperti kamu waktu menulis surat kemarin disana. Ditengah terpaan tugas dan kewajiban lain, kamu menyempatkan waktu membuang itu semua dan menulis. Menulis yang membuat kita tetap waras.

Ya, aku menyempatkan menulis surat untukmu. Mungkin bahasanya terlalu cepat. Padahal aku ingin sekali bersastra ria disini. Karena sudah terlalu lama, terlalu kering kata2 didunia kerja, terlalu jauh dari sastra.

Ya inilah yang aku tulis ema. Tidak menggambarkan apa-apa. Tidak member info terbaru. Tapi aku janji aku akan menulis lagi. Sekarang, seperti banyak surat2 di masa lalu, aku akhiri tulisan ini dengan berkata:

Ema, ngantuk. Tidur dulu ya. Nti sambung lagi.

Bidadariku sudah terlelap daritadi. Semoga dia tidur nyenyak

Jakarta-Indonesia, 13 november 2010, 00.42


*ini foto di ruang makan bersama teman2ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar