Jumat, 03 Desember 2010

Kepada Jana (part 3)

Wednesday, November 10, 2010 at 1:31pm
Dear laki-laki dari teluk semangka,

Apa kabar mu teman? Kenapa tak kau balas surat ku? Sibukkah dirimu? Ah semoga bukan karena lupa pada ku. Sampaikah video yang kukirim pada mu? Teman, aku rasanya seperti menghianati garis waktu yang merunut dengan menulis surat ini untuk mu. Kenapa? Sederhana, karena harusnya ada banyak cerita untuk mu sebelum ini. Tapi ada hal-hal yang tidak bisa aku tidak bagi sekarang juga dengan mu! Anggap saja ini bagian itu :)

Kemarin setelah tekanan bertubi-tubi selama ujian pertama ku dinegeri kincir angin ini, aku ahkirnya memutuskan meliburkan diri. Berbekal undangan ke desa Wageningen yg kabarnya desa berpenghuni mahasiswa  Indonesia terbanyak di seantero Belanda, aku kesana. Bermodal tiket bolak balik, dengan niat, ketemu, nagih masakan Indonesia, haha hihi dan pulang malamnya. pertemuan itu menjelma menjadi lebih dari sekedar reuni teman. LEBIH!

Ah reuni adalah jeda, dimana kita bisa lari ke masa lalu tanpa harus benar benar menjejak kembali ke masa-masa itu. Bukan kah begitu teman ku? Bukan kah kau di hari yang sama meski dalam masa yang berbeda juga sedang bereuni di Indonesia iya kan? Aku liat foto-fotonya dan sedikit ter-iris-iris, hehehhe aku rasa kamu tau alasannya apa...

Untuk pertama kalinya aku merasa pulang, pulang ke orang-orang yang perduli pada ku, yang dengan kasih menyambut, memeluk dan meringankan pikir ku. Ah Jana, selamanya desa itu akan jadi titik recharge ku, bukan karena tempatnya tapi karena orang-orangnya...

ah tapi biarlah cerita tentang indahnya wageningen aku post diblog ku saja, biar kau mampir kesana dan membaca, atau mungkin meninggalkan sedikit jejak. Inti dari surat ini adalah perjalanan pulang yang akhirnya melenceng ke Amsterdam bukan ke Enschede. :D Iya aku memperpanjang libur ku, dan menjelajah Amsterdam, kota yang menjadi salah satu kota yang wajib dikunjungi ketika ke Eropa. Seperti yang kau tau, kesibukan tugas dan adaptasi membuat ku tak sempat kemana-mana selama di Belanda. Yang sempat malah main ke negara tetangga. Jadi perjalanan kali ini meski tak sengaja seolah menjadi alasan bayar hutang :D

Nah pointnya adalah untuk pertama kalinya aku menemukan pasangan gay dan lesbi yang terang-terangan show off di muka umum. hahahha, mau tidak mau aku inget kamu JANA. Aku inget perbincangan kita via Yahoo Messenger saat mengomentari victims yang terduga homo di perpus kampus ku. Ingat pembicaraan kita soal, Yang namanya kasih sayang ya kasih sayang! Ga liat kelamin. Kamu bisa membacanya dari siapa saja, meski untuk sebagian orang itu terbaca hanya untuk mereka yang berbeda kelamin.

Amsterdam memperlihatkan saya tentang sepasang gadis yang berangkul mesra sambil berjalan riang dan diam diam cium cium pipi. Memperlihatkan sepasan pria yang saling gandeng tangan dan menatap mesra, sambil sekali kali menidurkan kepala di Tram (kereta dalam kota). Ah ini baru love in the air Jana.. dan dikiri kanan sudut kamu bisa menemukan pasangan yang diam diam berciuman pelan atau malah saling dorong dengan penuh tenaga disudut sudut tangga, atau malah disamping tiang, dimana pun tiang dan dinding paling dekat bisa ditemukan. Ah Amsterdam!!

diam diam aku mengambil foto untuk mu :) sayang pasangan gay selalu menghadap pada ku, aku tak berani mengusik kemesraan mereka :)

Saya cuma bisa nyengir, cuma bisa terpukau dalam dingin 4 derajat yang menembus sampai ke tulang. Hati? sayang dia tak ikut beku, malah sedikit meringis, entah kenapa... Tapi aku suka! Cinta selalu saja memberikan harapan, melihatnya bertebaran membuat aura positif mengelilingi mu juga. Aku rasa kamu mengerti itu bukan hehehe :D

Salam dari jauh, nanti aku akan menulis lebih panjang entah di blog atau langsung pada mu. Tunggu saja!

Enschede berhujan ria sepanjang hari dengan suhu 2-4 derajat saja, dan aku flu berat. Ah tak seharusnya aku kurus, dingin sekali rasanya, aku merindukan lemak-lemak itu jana. Btw makanan asia yang pertama ku makan direstoran Asia negeri kincir ini adalah puyung hai, dan aku mengingat mu kala itu :)

Teman bercerita mu,



Ema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar