Jumat, 03 Desember 2010

Salju itu rintik atau seperti kapas?

Monday, November 29, 2010 at 1:21am

Dear Wanita berbau Keju, semoga belum beku,


Membaca suratmu, aku jadi merasakan ada sesuatu yang hilang kembali lagi. Kata-kata yang menjelma gelombang, berpusar dan menjelma merangkai kisah-kisah. Aku jadi teringat, sudah lama sekali aku tidak membaca buku. Rasanya kering. Diam-diam aku berjanji, aku akan membaca buku--buku. Imajinasiku terasa tumpul ema. Terseret arus dunia kerja yang meminta dengan manja untuk terus diperhatikan.

Ema, apakabar dirimu? sudah 3 bulan di Eropa. Kabarnya disana sedang musim salju. Semoga dirimu tidak membeku dalam sarangmu. Bagaimana rupa sarangmu yang baru? Apa yang berubah? bagaimana dengan proses adaptasi metamorfosismu dari orang asia menjadi salah satu penduduk eropa? apa yang berbeda?

Hmm,, eropa dan musim dinginnya...Aku jadi teringat cerita-cerita komik di masa kecil..

Coba keluar kamar, tengadahkan kepalamu ke langit,, Apa warna langit Eropa kala salju turun? Apa ada uap yang keluar setiap kali kamu menghembuskan nafas? Apakah ada cerobong asap di rumah berbata merah? apa makanan untuk berhibernasi di musim dingin? apa orang-orang banyak menyimpan makanan kaleng seperti cerita dalam komik?Aku benar-benar menantikan saat dimana kita bisa saling bercerita. Aku bercerita tentang hidupku, dan kamu bercerita tentang salju pada anak-anakku ;)

Hari ini jakarta hujan besar. Meninggalkan genangan air dimana-mana. Sungai yang ada kewalahan menampung air yang berebut hendak menuju kelaut. Apakah disana juga seperti ini? Ataukah tidak ada genangan atau banjir setiap kali hujan. Sehingga hujan bisa disyukuri sebagai sesuatu yang romantis :)

Ceritaku? Kalau kamu tanya apa ceritaku, setahun terakhir ini ada dua bab utama dalam kisah hidupku. Pertama tentang pekerjaan, dan yang kedua tentang cinta. Haha, cinta. Antara warna pink dan warna hitam. Tapi masih pantas kan kita berbicara tentang cinta? Biarlah generasi sekarang mengisi hidup dengan lagak ragamnya, dan biarlah generasi terdahulu memandang kita dengan decak-decak, namun inilah kita. Inilah masa kita. Ini cerita kita. Kalau ada bagian lain dari dua bab ini, bolehlah nanti menjadi sempilan-sempilan penghangat jeda diantara tarikan nafas dan tegukan teh hangatku dan kopimu.

Baiklah, yang pertama tentang pekerjaan.Sudah setahun berlalu sejak saya meninggalkan Lampung dan menetap di jakarta. Meninggalkan lampung juga berarti meninggalkan banyak hal. Keluarga, teman-teman, lingkungan yang nyaman, kebiasaan lama, dan banyak lagi.

Ada satu hal yang menjadi pikiranku, yaitu tentang teman-teman kita. Sejak pindah ke jakarta, dan kemudian sempat pindah ke kota-kota lain, intensitas komunikasi dengan teman-teman kita semakin longgar. Saya sempat khawatir ema tentang hal ini. Komunikasi lisan semakin jarang, komunikasi melalui media juga berkurang.

Semakin lama kita semakin tenggelam di dunia masing-masing. Semua jadi terasa jauh dan keruh. Tidak ada lagi pertemuan-pertemuan rutin, bahkan obrolan sampai tengah malam. Atau mungkin ngobrol ngalor ngidul sampe mulut pegal. Tidak ada lagi. Aku jadi khawatir apa yang dulu sempat sama-sama kita genggam, jadi lepas satu persatu.

Aku berharap semoga kita tetap bisa menjadi teman baik selamanya. Kita sedang tumbuh di pot masing-masing.Tumbuhan-tumbuhan kecil yang berjuang menjadi besar dan menghasilkan. Semoga nanti saat kita sudah sama-sama besar, kita bisa saing bertemu di puncak, saling menjaga buah yang kita hasilkan.

Tentang apa yang aku kerjakan tentu kamu sudah tahu. Ada momen-momen spesial yang akan selalu ku ingat. Baik itu momen pahit ataupun manis disini. Diatas semuanya, aku bahagia disini ema. Aku bertemu keluarga baru. Aku bersarang disini. Walau nanti tetap akan pindah dan berganti sarang, tapi kalau kau tanya apa aku menikmati duniaku sekarang, jawabku : YA aku menikmatinya.

Hidup memang tidak selalu berjalan mulus. Naik turun dan selalu naik turun. Selayaknya dunia kerja pada umumnya, ada target, ada hasil, ada rencana, dan lain2. Tidak terlalu menarik untuk dijabarkan disini. Tapi inilah jalanku, jalannya juga. Jalan yang kami tempuh untuk bisa sepertimu, menjejak dan merasakan dinginnya udara Eropa ;)

Lalu tentang cinta. Ah, mulai darimana ya. Rasanya kamu yang lebih tahu daripada orang lain tentang ceritaku dan dia. Kamu yang pertama kuberitahu bahwa dia adalah calon istriku. Ingat malam saat aku membawanya bertemu denganmu, dan waktu itu kamu belum tahu kalau dia orangnya. Lalu aku memnintamu untuk berjanji tidak akan bertanya macam2, sebelum kuberitahu bahwa dia calon istriku. Hahaha, aku tahu, kau sempat histeris. Entah kamu tidur jam berapa malam itu. Tapi kamu sudah berjanji tidak akan bertanya atau memberitahu siapapun :p

Aku menemukannya disela-sela perjalanan kehidupan ini. Tidak mudah untuk percaya bahwa Tuhan sudah mengarahkanku pada orang yang tepat. Dia tahu apa yang kita butuhkan. Dan Dia memberi apa yang kita butuhkan walau itu bukan yang kita inginkan.Tapi aku percaya, Dia akan memberi yang terbaik.

Kalau kamu bertanya, apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya? Kamu harus menyediakan waktu yang cukup untuk mendengarkan alasanku. Semua alasanku. Kalau perlu, akan kuikat dan kupaksa dirimu mendengarkan aku secara langsung, tanpa media sms atau surat. Akan kuceritakan semuanya, dan kamu harus mendengarkan. Aku menantikan saat kita bertiga bisa bertemu dan mendengarkan cerita perjalananmu :)

Kalau hidup adalah perjalanan, maka dalam perjalanan itu aku tidak akan sendiri lagi. Teman travelling seumur hidupku ema, haha, alangkah senangnya. Hmm,, kamu tau, salah satu rasa yang timbul pertamakali saat aku tahu bahwa dialah orangnya? bahagia ema. Waktu itu aku tahu, bahwa Tuhan sudah memberik orang yang tepat. Aku bahagia memiliki kepastian bahwa kelak, kemanapun aku pergi, apapun yang aku rasakan, ada dia yang akan menemani. Walaupun seluruh dunia membenciku, aku percaya, masih ada satu orang yang akan menemaniku :)

Kalau mengingat masa lalu,, hmm, kamu adalah salah satu orang yang tampaknya paling tahu masalaluku ;) Biarlah semua menjadi pengisi baris-baris buku cerita tebal tentang kehidupan. Semua kisah itu, sms-sms itu (hahaha,, jangan kau simpan lagi sms-sms busuk itu), dan semua yang sudah pantas masuk buku, biarlah, relakanlah. AKu sudah merelakan semuanya. Sekarang aku menatap kedepan, dengan bahagia. Kemanapun aku melangkah, kini aku tidak sendiri lagi ema ;)

Yah,, aku harap kamu juga bisa seperti ini nantinya. Mudah untuk memaafkan, tapi Tidak mudah untuk melupakan. Begitu banyak orang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Kelak pasti akan datang untukmu, pangeran berkuda dengan puisi di tangan kiri dan cinta di tangan kanan, memintamu untuk memilih... Hahaha,, semoga dia pria normal ema. :D (ini pembalasan atas isi paket pertamamu dari Belanda itu!)

Suatu hari nanti, tidak hanya hatimu yang pernah menggantung di udara, atau hanya tapak kakimuyang menjelajah eropa. Tapi hatiku dan hatinya, juga telapak kakiku dan kakinya, milik bidadariku juga akan sampai disana. Suatu hari nanti, aku dan bidadariku akan sepertimu juga, melihat Eropa dari udara :)

Aku tunggu cerita dua minggumu yang penuh pesona itu. :) Puyunghai? ah, janjiku itu. Belum sempat aku tepati...

Salam dari bidadariku, dia menunggu suratmu yang berikutnya. Kelak nanti, kami dan anak-anak kami akan bersama-sama membaca suratmu, cerita perjalananmu, dan si kecil akan berkata "waw, tante Ema hebat!"

Semoga lemak-lemak menyelamatkanmu dari musim dingin yang membekukan


Jakarta, 29 November 2010


Jana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar