Jumat, 03 Desember 2010

Kepada Jana (part 4)

Monday, November 15, 2010 at 8:53pm
Dear laki-laki dari dari teluk semangka,

Surat mu sampai!! Tak cuma ke dinding FB ku tapi sampai ke hati ku.
Terlepas dari mereka yang merasa kita berlebihan, terlepas dari mereka yg diam-diam membaca surat kita dan mengikuti tiap huruf yang kau dan aku lemparkan dalam cibiran atau kekaguman!! Sungguh! Aku bahagia kamu membalas :)

Saat menulis ini aku baru saja pulang dari mencicil barang-barang untuk pindahan. Iya aku pindah kosan, aku memindahkan sarang ku. Tak ada yg salah dari kamar yg lama ini, pemandangannya luar biasa, lingkungan yg penuh warna! Aku menyukainya! Hanya saja, aku ingin menggeliat dan bangun di ruangan baru... Melupakan tengah malam yang berlalu dalam sesak, atau mimpi kenangan yang berkejaran hehehhe "pindahan" itu melelahkan!!

Ku baca surat mu berulang-ulang, kubaca kubaca lagi.. dan semakin aku bingung ingin membalas apa. Marilah kita membahas tekanan itu, tekanan yg membuat kamu akhirnya menulis, dan aku menghujam mu dengan serbuan kata-kata..Ijinkan aku bercerita yaaa...

Saat aku mengeluh, mempertanyakan keadaan, beberapa teman menyipitkan mata, memandang ku seolah aku tak pantas mengeluhkan apapun. Bahkan beberapa menjawab ketus tak berperasaan, ada juga yg menbabtisku ratu drama.

Ah anehnya.. Semua tentu punya masalah masing2x, tak perlu membandingkan siapa yg lebih kuat bukan? Karena Tuhan Adil membagi beban. Aku percaya. Tak selamanya kita pintar dan tak selalu kita bodoh! Lalu kenapa menghakimi perasaan?? Kenapa? kalau tak bisa perduli cukup mendengar saja, kenapa? kalau tak bisa menghibur cukup mendoakan dan mengaminkan doa saja. Kenapa harus mengaca pada bayangannya?? Apakah sempurnanya mereka adalah mutlak?

Dan percayalah sahabat ku, kehilangan kekasih, jauh dari rumah, jetlag budaya, dan dihakimi orang-orang karena terlalu dramatis soal "patah hati" dalam satu masa bukanlah hal yang menyenangkan.Apalagi untuk yg mengalami. hehehhe

Itulah yg kurasa diminggu pertama aku disini teman. Bangun pagi rasanya seperti tak menjejak tanah, yang kuharap hanya waktu melayang menjauh. Aku tidak berpikir, tidak! Tidak mau.. Disisi lain semua menuntut untuk sembuh dalam waktu dekat, hayolaah, bahkan obat pun tak bisa bereaksi sama pada dua orang...  Geli sendiri kala mengingat itu semua.. Tapi Tuhan selalu punya tangan tangan tersembunyi :) Lihatlah sekarang,
Aku disini, masih mengobati hati,  Tapi aku BAHAGIA dengan cara ku sendiri, tak meliliti orang-orang, menikmati semesta dan bertualang sembari melihat sendiri bukti hadir mereka yang pantas disebut sahabat sejati :)

Maka ketika kemarin aku melihat seorang teman menuliskan status panjang tentang kehilangan aku memahami rasa itu.. Tidak teman, kau tak kenal dengannya, maka aku tuliskan lagi tulisannya di surat ini agar kau bisa baca juga:

aku sepenuhnya tau kalau kalian selalu ada, aku sepenuhnya sadar kalau doa kalian selalu terpanjatkan tapi kadang ketika perjalanan menjadi terlalu sunyi,kesadaran itu tidaklah  cukup, aku butuh tangan untuk berpegangan dan tepukan di pundak serta pelukan hangat seorang teman, taukah kalau aku rindu kalian?
*10 months to go and i already miss you all like crazy :(* Tyas 

Aku tak tau jana, apa yg membuat Tyas menulis kalimat sesahdu ini, hanya saja, kehilangan apapun bentuknya tetaplah kehilangan. Berbelasungkawa akannya tak kan membuat kita menjadi pengganti pemeran cinta fitri bukan?

dan aku menuliskannya juga untuk mu, untuk sahabat-sahabat baik yang pasti membaca catatan ini. Iya aku merindu kalian.. sangat.. Perjalanan menghadirkan tawa-tawa baru, tangan-tangan baru yang menjabat riang, tapi rasa tentu berbeda. Tapi mereka bukanlah kalian yang tanpa perlu ku jelaskan tau kemana langkah harus kita arahkan.. Semua yang pernah jauh dari lingkungan ternyamannya pasti pernah merasakan hal ini bukan?

Se ayunan langkah yang meringan setiap harinya, rasa sesak didada tetap menyelinap apalagi saat melihat tempat-tempat indah dan aku tak tau harus memencet nomor siapa? Atau tak tau harus mengetikkan 140 karakter pada siapa. Sunyi sekali rasanya. Teman bercakap apa saja, berbeda ruang dan waktu. Aku menyala kalian tidur...
Ah, akhirnya aku mengalaminya, rasa yang kau jadikan alasan membuat ku berbulan-bulan lebih jadi kotak pos tak bernama puisi-puisi dan rayuan gombal mu dulu itu..

Penghakiman meninggalkan ku dalam trauma, sulit sekali untuk yakin apakah yg akan aku sms atau telpon atau ku ajak chat tidak akan muntah-muntah, atau mencibir, atau menghina atau menyepelekan apa yang akan aku ceritakan. Karena seperti hari ini aku tak bisa menahan aliran kata-kata dramatis yg keluar hanya karena perih menelusup ke hati yg diam-diam berhianat, mengingat dia yang harusnya dilupakan...

Aku yakin kamu akan mendengar, duduk disamping ku dan memasang muka teramah, menunggu sampai kata-kata ku kering dan menceritakan cerita tidak penting tapi lucunya lebih dari apapun... Maka maaf kan surat melow ini ya kawan.. Esok pun aku tak berani menjanjikan rangkaian kata-kata riang gembira.. Tapi yang pasti aku tau kamu akan setia menemani aku, melihat sendiri bagaimana aku menyembuhkan diri. Menjadi saksi kata-kata luka yang kelak menjelma kenangan dan akhirnya mewujud tawa dipenghabisan cerita :)

Dan seperti yang kau pasti tau, aku pun selalu bersedia menjadi saksi kisah hidup mu sahabat :) S.E.L.A.L.U
jadi jangan sampai bosan bertukar kabar yaaa

Enschede, 15 November 2010


Ema

*nb kita lihat ya teman masih adakah yg membaca kalau isinya, edisi Mira W seperti ini hehehhe *capek dan lelah bikin gw melow melayu, tp gw baik baik ajah, jgn khawatir yaa*
Ini bulan november, bidadari mu harusnya berulangtahun bukan? apa yang kau siapkan teman? :)
Besok lebaran dan aku kesepian, kangen rumah T.T #kangen dikangenin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar